Kemudian kita bergegas di malam yang benam.
Bulan tertawan.
Sedang hujan, katanya.
Jauh dari rumah.
Dan jendela tua.
Tak usah membayangkan sofa dan keripik tortilla.
Kita ke situ saja, melipat kemeja, basah.
Lalu bertanya arah pada seseorang yang berdiri di tikungan sana, yang entah siapa.
Taufiq Wr. Hidayat
Muncar, 21 Desember 2010
Selasa, 21 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar