Bulan April tahun ini,musim duren.Aktivitas jual-beli di pasar Rogojampi begitu ramai menggairah, aroma duren bercampur wangi timun menyampaikan bau khas yg diantarkan oleh angin.Pasar tradisional ini hampir tidak pernah lengang, 24 jam.Bahkan pada jam-jam malam dan dini hari,aktivitas perdagangan terus berdenyut.Malam hari aroma sate dibawa angin,segelas kopi yg pekat nikmat dan asap rokok mewarnai denyut hidup.Sirkulasi perdagangan yg lancar sepertinya orang2 tidak pernah berhenti membeli dan menjual.Rakyat sangat kuat.Di tepi jalan,seorang penjual duren,perempuan bertubuh gemuk,tertidur pulas,suaminya yg kurus juga terlelap bersandar di pohon tepi jalan.Arus lalu lintas yg hampir2 macet di saat jam-jam sibuk.Tapi, malam itu,pasar Rogojampi seperti biasa tak pernah lengang, bermendung. Bahkan di saat hujan deras pun tak menyurutkan aktivitas para pedagang dan para pembeli yg bergerombol2 itu.Terminal angkot dekat pom bensin di Sempi,juga tak kehabisan penumpang.Di tengah semua itu,tidak memastikan semua yg terlibat di dalamnya memperoleh pemerataan hasil2 aktivitas sosial-ekonomi yg sangat potensial itu.Bila larut,masih di situ perempuan penghibur jalanan yg menerima tamu2nya di tepi rel atau di rumah gubuk yg seadanya, melayani sopir2 truk yg menyinggahkan diri dalam kelelahan malam.Pak Teken sudah tua,dia pun telah renta, perempuan2 penghibur yg 'diasuh' germo kawakan selama 25 tahun mungkin lebih itu datang-pulang-pergi dan entah ke mana lagi.Kenyataan ini,tentu hanya bagian kecil dari kenyataan2 lain yg luput dari pemerataan hasil2 pekerjaan dan aktivitas perekonomian. Tentu saja,nasib bukan yg menjadi sasaran salah dan dipersalahkan dg segala pembenaran yg gombal.Ini menuntut dan meminta kita untk memperhatikan dg jujur dan ketulusan,bukan dg tendensi untk meraih popularitas. Pemimpin Banyuwangi tidak penting yg bergagah2, namun takut untk jujur dan tulus,untk berani dan mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kepentingan orang lain.Jika tidak,maka nasib lagi2 akan diperkambing hitamkan. Sementara malam itu,aroma duren dan timun kini bercampur dg aroma sate ayam dihembuskan angin pelan2,lalu diam2 gerimis luruh di jalanan, butiran2 air jatuh diterpa lampu, berkilau-kilau bagaikan serbuk kristal.
(Taufiq Wr. Hidayat, 2010)
Senin, 26 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar