Selasa, 07 September 2010

Catatan Bulan September 2010

Bulan September bukan musim hujan, tapi hujan datang sesekali, kadang deras kadang hanya gerimis bercampur angin. Cuaca seperti wanita, tidak bisa diterka. Sebentar lagi lebaran, orang-orang berbondong memasuki mall dan supermarket, mereka memberi baju, dan membeli perlengkapan lain, juga semangka dan melon. Sarmidin telah ke toko baju, ia membeli sejumlah baju untuk persediaan hari raya yang kurang beberapa hari lagi. Bulan puasa di tahun ini, seringkali cuaca panas. Banyak orang tidak berpuasa. Warung-warung masih buka di siang hari seperti biasanya. Wahyudi menggelar diskusi rutin di rumahnya tiap sehabis salat taraweh. Diskusi seputar syariat Islam yang membosankan.

Orang-orang di pasar Rogojampi sesak. Jalanan pasar di tepi jalan raya itu selalu macet, apalagi menjelang lebaran. Tamban ban, warung "Janggolan" buka 24 jam. Toko-toko baju ramai. Warung menggunakan tabung gas untuk mendidihkan air. Orang-orang seperti menyusun mimpi dari butiran debu yang dibawa udara siang. Masjid besar di dekat pasar Rogojampi tiap malam di bulan Ramadan membacakan ayat-ayat suci. Dan orang-orang masih menghitung kecemasan. Soal-soal seperti tak terjamah untuk diselesaikan. Diam-diam, gelisah mengendap di balik lengan baju yang tidak diseterika. Waktu terus berderu. Dan terus berpacu. Pacu. Pacu. Pacu.

Taufiq Wr. Hidayat, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar