Seekor harimau berhasil menawan seekor sapi betina. Sebelum diterkam, sapi itu meminta kepada harimau supaya menunda untuk menerkamnya.
"Ijinkan saya menemui anakku yang masih kecil untuk berpamitan. Lalu, setelah itu aku akan menemuimu lagi dan ikhlas menjadi makananmu," kata sang sapi.
Walaupun ragu karena khawatir dibohongi, harimau itu pun memperbolehkan.
Maka, sang sapi pun pulang ke kandangnya, ia berpamitan kepada anaknya dan tuannya yang sudah tua. Lalu ia kembali memenuhi janjinya untuk menjadi santapan harimau.
Tapi, tuan dan seekor anaknya itu mengikutinya. Tuannya yang tua meminta harimau tidak memakan sapi betina itu dan sebagai gantinya harimau boleh memakan dirinya (tuan dari sapi betina itu). Anak sapi betina itu pan rela dimakan harimau asal sang harimau tidak memakan induknya. Tapi, harimau menolak. Ia justru hendak memakan ketiganya, yakni sang sapi betina, anaknya, dan tuan dari sapi itu.
Tapi, lalu harimau berubah kehendak, ia pun berkata:
"Bukankah kau telah jujur padaku, wahai sapi betina. Dan untuk kejujuranmu itu, kau layak mendapatkan penghargaan, maka aku tidak akan memakanmu. Aku juga tidak akan memakan anakmu, dia telah tulus berkorban bersedia mati demi ibu yang dicintainya, untuk itu aku menghormati pengorbanannya. Dan aku juga tidak akan menerkam tuanmu yang sudah tua itu, karena bukanlah sifat harimau menerkam mangsa yang telah tidak berdaya, lemah, kecil dan tua."
Harimau pun pergi mencari mangsa lain yang lebih pantas, mangsa harimau yang tidak akan menjatuhkan kehormatan, kewibawaan dan kesejatiannya sebagai seekor harimau yang gagah perkasa.
Taufiq Wr. Hidayat
29-09-2010
Rabu, 29 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar