Di bulan Ramadan, warung-warung tidak tutup, tapi buka malu-malu. Razia PSK dan tempat hiburan siaga satu. Restoran menuangkan sebotol wine dalam teko agar wine tersebut seperti teh, tidak kentara atau terkelabuhi. Ramadan ramai dengan larangan ini-itu, muncul Perda ini-itu, iklan-iklan menyesuaikan, dakwah-dakwah, mode busana muslim, lawakan yang rendahan, aneka santap sahur dan buka puasa digelar, toko-toko baju buka 24 jam. Ramadan tidak boleh ada wine, bir, dansa, PSK, tidak boleh ada hiburan di bulan suci. Siapa yang membantah ditangkap aparat karena dianggap melanggar Perda, dianggap tidak menghormati orang-orang yang berpuasa. Ramadan bulan yang penuh ancaman dan ketakutan. Tidak sadar, sikap religius kita telah berubah menjadi sikap binal binatang yang semaunya, seenaknya, merasa yang paling suci sendiri. Ramadan bulan yang penuh kasih sayang dan ampunan menjadi bulan yang penuh ketegaan dan keangkuhan. Lalu, kini Lebaran yang adalah "kemenangan", kemenangan siapa atas siapa? Kemenangan binatang yang dirayakan dengan takbir, tahmid, dan tahlil.
Taufiq Wr. Hidayat
Kamis, 09 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar