Senin, 09 Agustus 2010

Berita Lokomotif

Cerita: Taufiq Wr. Hidayat

Jalan ke kotamu sudah lama dialihkan, karena jalan lama itu sudah ditutup akibat penguasa tidak berkenan. Jalan baru dibuat lagi dengan anggaran pemerintah daerah. Kantor pengadilan di kotamu itu juga sedang direhab, untuk sementara pengadilan meminjam aula kantor dinas perhubungan guna menyelesaikan perkara-perkara hukum yang tak pernah sepi, selalu ramai bagai pasar.

Di sebuah stasiun kereta, kau masih terlihat sibuk dengan teka-teki silang. Orang-orang berkemas dengan barang-barang yang berat dan banyak, anak-anak kecil berlarian, orang separuh abad, suami istri yang terlihat gelisah. Tapi, kereta malam hari tak jadi berangkat karena perusahaan jasa transportasi bangkrut setelah pemilu. Menurut koran-koran yang selalu terlambat terbit, pemerintah sibuk dengan teroris, artis skandal porno, korupsi kecil-kecil, dan mentega di meja presiden pagi hari. Tapi, semua terlihat tidak begitu jelas. Para pengusaha menjual saham, pemerintah menyiarkan slogan dari sponsor rokok.

Kau kembali membaca berita, pengacara gendut marah-marah.

"Hukum di sini berlobang-lobang," katanya, "pengadilan dagelan!" bentaknya.

"Aduh!" pekikmu spontan dengan nada yang asing.

Langit merah. Matahari pulang. Petang datang. Udara dingin menusuk ke jantung. Kereta tua belum berangkat. Kecemasan masih terlalu tebal dan lampau untuk dijelaskan. Abad berkemas. Dan luka belum tuntas.
Banyuwangi, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar